Minggu, 25 Agustus 2019

MASALAH DALAM KELAS DAN UPAYA PEMECAHANNYA


MASALAH DALAM  KELAS DAN UPAYA PEMECAHANNYA

    A.    KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH DALAM KELAS
1.      Melakukan Pendekatan Terhadap Siswa
Untuk menangani suatu masalah terhadap siswa maka lakukanlah suatu pendekatan terhadap siswa itu terlebih dahulu. Dalam melakukan pendekatan terhadap siswa guru harus memperhatiakn kondisi sekitar dan melihat dengan baik masalah dari siswa tersebut. Setelah guru mengetahui masalah siswa misalnya siswa yang cendrung suka meribut didalam kelas maka adapun cara guru untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan cara melakukan pendekatan terhadap siswa tersebut. Pendekatan itu bisa berupa pemberian perhatian terhadap siswa yang bermasalah tersebut. Pemberian perhatian ini dilakukan dengan cara tersembunyi sehingga tidak menimbulkan kecemburuan terhadap siswa lainnya. Contohnya guru menjadikan siswa yang cendrung meribut tersebut sebagai ketua dalam kelompoknya. Sebagai ketua kelompok siswa memiliki tanggung jawab untuk mengatur anggota kelompoknya. Disitulah letak perhatian yang diberikan oleh guru tersebut yang tidak tampak oleh siswa lainnya.
Dengan pendekatan di atas siswa yang cendrung bermasalah yang terus-menerus diberikan suatu perhatian dan diberikan motifasi yang baik sehingga bisa merubah gaya pola piker siswa yang dulunya cendrung malas dalam belajar sehingga menjadi rajin berlajar, hal inilah pentingnya melakukan pendekatan terhadap siswa tersebut.
2.      Pencarian Data tentang masalah
Dalam suatu kelas ada masalah siswa yang kecil dan ada masalah siswa yang besar. Untuk mengatasi masalah yang kecil ini bisa dilakukan pendekatan berupa pemberian perhatian guru terhadap siswa tersebut. Sedangkan siswa yang masalahnya besar, untuk mengatasi masalah tersebut guru tidak bisa hanya dengan memberikan perhatian saja akan tetapi guru harus meneliti secara baik apa penyebab dari masalah siswa tersebut. Untuk mengetahui masalah tersebut seorang guru mencari data tentang masalah siswa dengan cara melihat lingkungan tempat tinggal siswa dan guru mencari data masalah siswa pada orang tuanya. Untuk mencari data tentang masalah siswa dengan cara mengkonsultasi suatu masalah dengan orang tua siswa seorang guru harus melakukan perencanaan pertemuan, hal ini untuk menghindari ketidak kagetnya orang tua dalam menerima kedatangan guru di rumah.
3.      Melakukan Konsultasi Secara pribadi
Siswa yang memiliki masalah yang cendrung nakal, sebaiknya guru melakukan konsultasi masalah tersebut secara pribadi. Hal ini untuk menghindari pemojokan terhadap siswa dan menghindari supaya siswa tersebut tidak malu dengan teman-temannya. Konsultasi ini dilakukan untuk mencari tahu tentang masalah dari siswa tersebut supaya bisa  mengatasi masalah dari siswa tersebut.

    B.     MACAM - MACAM PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KELAS
1.      Masalah Perorangan
Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.
Seorang siswa yang gagak menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam suasana hubungan sosial yang saling menerima biasanya (secara aktif ataupun pasif) bertingkah laku mencari perhatian orang lain. Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada anak-anak yang suka pamer, melawak (memperolok), membikin onar, memperlihatkan kenakalan, terus menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang malas atau anak-anak yang terus meminta bantuan orang lain.
Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian yang destruktif, tetapi lebih mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang diperintahkan orang lain dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Pencari kekuasaan yang pasif tampak pada anak-anak yang amat menonjolkan kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali. Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan ketidakpatuhan.
Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang amat dalam dan tidak menyadari bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. Keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap sesama siswa, petugas atau pengusaha, ataupun terhadap binatang sering dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa sakit kalau dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya dalam pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih suka bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif sering dikenal sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif dikenal sebagai anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang.
Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) yang bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya; bahkan siswa ini menganggap bahwa yang ada dihadapannya hanyalah kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri. Sikap yang memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.
2.      Masalah Kelompok
Ada beberapa masalah kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:
a.       Kurangnya kekompakan : Kurangnya kekompakan kelompok ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan (konflik) diantara para anggota kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin atau bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini. Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan beriklim tidak sehat yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak saling bantu membantu.
b.      Kesulitan mengikuti peraturan kelompok : Jika suasana kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan kelas yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua muncul, yaitu kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok.Contoh-contoh masalah ini ialah berisik; bertingkah laku mengganggu padahal pada waktu itu semua siswa diminta tenang; berbicara keras-keras atau mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa diminta tenang bekerja di tempat duduknya masing-masing; dorong-mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria dan lain-lain.
c.       Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang menyimpang :Penerimaan kelompok (kelas) atas tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. Contoh yang amat umum ialah perbuatan memperolok-olokan, misalnya membuat gambar-gambar yang “lucu” tentang guru.Jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan telah berkembang dan masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat perhatian.
d.      Kurangnya semangat, tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes. Masalah kelompok yang paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun terselubung.Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja.Pada umumnya protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.

   C.    SOLUSI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN MANAJEMEN KELAS
a.       Mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok
Untuk mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok ini dilakukan dengan guru harus memperhatikan secara baik mengenai kondisi dalam dalam kelas dan mengenal secara baik karakter dari individu dan kelompok dalam kelas tersebut.
b.      Memahami pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah tertentu
Dalam suatu kelas guru harus memahami pendekatan yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah dalam suatu kelas maka seorang guru harus melihat secara baik karakter dari siswa tersebut, karena dalam suatu kelas siswa memiliki karakter yang berbeda-beda maka dari itu seorang guru harus pandai dalam mengkondisikan kelas.
c.       Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah.
Dalam suatu kelas guru harus pandai dalam memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah hal ini berguna untuk mengatasi kekacauan dalam suatu kelas.

11 komentar: