MASALAH DALAM
KELAS DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A.
KEBIJAKAN PENANGANAN MASALAH DALAM KELAS
1.
Melakukan
Pendekatan Terhadap Siswa
Untuk menangani suatu masalah terhadap siswa maka
lakukanlah suatu pendekatan terhadap siswa itu terlebih dahulu. Dalam melakukan
pendekatan terhadap siswa guru harus memperhatiakn kondisi sekitar dan melihat
dengan baik masalah dari siswa tersebut. Setelah guru mengetahui masalah siswa
misalnya siswa yang cendrung suka meribut didalam kelas maka adapun cara guru
untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan cara melakukan pendekatan terhadap
siswa tersebut. Pendekatan itu bisa berupa pemberian perhatian terhadap siswa
yang bermasalah tersebut. Pemberian perhatian ini dilakukan dengan cara
tersembunyi sehingga tidak menimbulkan kecemburuan terhadap siswa lainnya.
Contohnya guru menjadikan siswa yang cendrung meribut tersebut sebagai ketua
dalam kelompoknya. Sebagai ketua kelompok siswa memiliki tanggung jawab untuk
mengatur anggota kelompoknya. Disitulah letak perhatian yang diberikan oleh guru
tersebut yang tidak tampak oleh siswa lainnya.
Dengan pendekatan di atas siswa yang cendrung
bermasalah yang terus-menerus diberikan suatu perhatian dan diberikan motifasi
yang baik sehingga bisa merubah gaya pola piker siswa yang dulunya cendrung malas
dalam belajar sehingga menjadi rajin berlajar, hal inilah pentingnya melakukan
pendekatan terhadap siswa tersebut.
2.
Pencarian Data
tentang masalah
Dalam suatu kelas ada masalah siswa yang kecil dan
ada masalah siswa yang besar. Untuk mengatasi masalah yang kecil ini bisa
dilakukan pendekatan berupa pemberian perhatian guru terhadap siswa tersebut.
Sedangkan siswa yang masalahnya besar, untuk mengatasi masalah tersebut guru
tidak bisa hanya dengan memberikan perhatian saja akan tetapi guru harus
meneliti secara baik apa penyebab dari masalah siswa tersebut. Untuk mengetahui
masalah tersebut seorang guru mencari data tentang masalah siswa dengan cara
melihat lingkungan tempat tinggal siswa dan guru mencari data masalah siswa
pada orang tuanya. Untuk mencari data tentang masalah siswa dengan cara
mengkonsultasi suatu masalah dengan orang tua siswa seorang guru harus
melakukan perencanaan pertemuan, hal ini untuk menghindari ketidak kagetnya
orang tua dalam menerima kedatangan guru di rumah.
3.
Melakukan
Konsultasi Secara pribadi
Siswa yang memiliki masalah yang cendrung nakal,
sebaiknya guru melakukan konsultasi masalah tersebut secara pribadi. Hal ini
untuk menghindari pemojokan terhadap siswa dan menghindari supaya siswa
tersebut tidak malu dengan teman-temannya. Konsultasi ini dilakukan untuk
mencari tahu tentang masalah dari siswa tersebut supaya bisa mengatasi masalah dari siswa tersebut.
B.
MACAM - MACAM PERMASALAHAN DALAM MANAJEMEN KELAS
1.
Masalah
Perorangan
Penggolongan masalah perorangan ini didasarkan atas anggapan
dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada pencapaian suatu tujuan.
Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan untuk merasa
dirinya berguna. Jika seorang individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan
rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah laku menyimpang. Ada empat jenis
penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku menarik perhatian orang lain,
mencari kekuasaan, menuntut balas dan memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat
tingkah laku ini diurutkan makin lama makin berat. Misalnya, seorang anak yang
gagal menarik perhatian orang lain boleh jadi menjadi anak yang mengejar
kekuasaan.
Seorang siswa yang gagak menemukan kedudukan dirinya
secara wajar dalam suasana hubungan sosial yang saling menerima biasanya
(secara aktif ataupun pasif) bertingkah laku mencari perhatian orang lain.
Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada
anak-anak yang suka pamer, melawak (memperolok), membikin onar, memperlihatkan
kenakalan, terus menerus bertanya; singkatnya, tukang rewel. Tingkah laku
destruktif pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada anak-anak yang
malas atau anak-anak yang terus meminta bantuan orang lain.
Tingkah laku mencari kekuasaan sama dengan perhatian
yang destruktif, tetapi lebih mendalam. Pencari kekuasaan yang aktif suka
mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan pendapat, tidak mau
melakukan yang diperintahkan orang lain dan menunjukkan sikap tidak patuh
secara terbuka. Pencari kekuasaan yang pasif tampak pada anak-anak yang amat
menonjolkan kemalasannya sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali.
Anak-anak ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan
ketidakpatuhan.
Siswa yang menuntut balas mengalami frustasi yang
amat dalam dan tidak menyadari bahwa dia sebenarnya mencari sukses dengan jalan
menyakiti orang lain. Keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit,
menendang) terhadap sesama siswa, petugas atau pengusaha, ataupun terhadap
binatang sering dilakukan anak-anak ini. Anak-anak seperti ini akan merasa
sakit kalau dikalahkan, dan mereka bukan pemain-pemain yang baik (misalnya
dalam pertandingan). Anak-anak yang suka menuntut balas ini biasanya lebih suka
bertindak secara aktif daripada pasif. Anak-anak penuntut balas yang aktif
sering dikenal sebagai anak-anak yang ganas dan kejam, sedang yang pasif
dikenal sebagai anak-anak pencemberut dan tidak patuh (suka menetang.
Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada
dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya
(yaitu rasa memiliki) yang bersikap menyerah terhadap tantangan yang
menghadangnya; bahkan siswa ini menganggap bahwa yang ada dihadapannya hanyalah
kegagalan yang terus menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi
ini biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri.
Sikap yang memperlihatkan ketidakmampuan ini selalu berbentuk pasif.
2.
Masalah Kelompok
Ada beberapa masalah kelompok dalam kaitannya dengan
pengelolaan kelas:
a. Kurangnya
kekompakan : Kurangnya kekompakan kelompok ditandai dengan adanya
kekurang-cocokkan (konflik) diantara para anggota kelompok. Konflik antara
siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin atau bersuku berbeda termasuk
kedalam kategori kekurang-kompakan ini. Dapat dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa
tidak kompak akan beriklim tidak sehat yang diwarnai oleh adanya konflik,
ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak
senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik dengan
kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak saling bantu membantu.
b. Kesulitan mengikuti peraturan
kelompok : Jika suasana kelas menunjukkan bahwa siswa-siswa tidak
mematuhi aturan-aturan kelas yang telah ditetapkan, maka masalah yang kedua
muncul, yaitu kekurang-mampuan mengikuti peraturan kelompok.Contoh-contoh
masalah ini ialah berisik; bertingkah laku mengganggu padahal pada waktu itu
semua siswa diminta tenang; berbicara keras-keras atau mengganggu kawan padahal
waktu itu semua siswa diminta tenang bekerja di tempat duduknya masing-masing;
dorong-mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria dan lain-lain.
c. Penerimaan kelas (kelompok) atas
tingkah laku yang menyimpang :Penerimaan kelompok (kelas) atas tingkah
laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong timbulnya dan
mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku menyimpang dari norma-norma
sosial pada umumnya. Contoh yang amat umum ialah perbuatan
memperolok-olokan, misalnya membuat gambar-gambar yang “lucu” tentang guru.Jika
hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan telah berkembang
dan masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat perhatian.
d. Kurangnya semangat, tidak mau
bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes. Masalah kelompok yang
paling rumit ialah apabila kelompok itu melakukan protes dan tidak mau
melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun
terselubung.Permintaan penjelasan yang terus menerus tentang sesuatu tugas,
kehilangan pensil, lupa mengerjakan tugas rumah atau tugas itu tertinggal di
rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan
lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja.Pada umumnya
protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan
penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.
C.
SOLUSI DALAM MENGATASI PERMASALAHAN MANAJEMEN KELAS
a.
Mengenal secara
tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun
kelompok
Untuk
mengenal secara tepat berbagai masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat
perorangan maupun kelompok ini dilakukan dengan guru harus memperhatikan secara
baik mengenai kondisi dalam dalam kelas dan mengenal secara baik karakter dari
individu dan kelompok dalam kelas tersebut.
b.
Memahami pendekatan
yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah tertentu
Dalam suatu kelas guru harus memahami pendekatan
yang cocok dan yang kurang cocok untuk jenis masalah dalam suatu kelas maka
seorang guru harus melihat secara baik karakter dari siswa tersebut, karena
dalam suatu kelas siswa memiliki karakter yang berbeda-beda maka dari itu
seorang guru harus pandai dalam mengkondisikan kelas.
c.
Memilih dan
menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah.
Dalam
suatu kelas guru harus pandai dalam memilih dan menetapkan pendekatan yang
paling tepat untuk memecahkan masalah hal ini berguna untuk mengatasi kekacauan
dalam suatu kelas.
terimakasih materinya kak
BalasHapusSemoga bermnfaat
HapusTerimakasih kembali
HapusSangat bermanfaat, terima kasih
BalasHapusTerimakasih kembali
HapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat min
BalasHapusTerimakasih
HapusArtikelnya Sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusDalam dunia pendidiskan kita tak luput dari membaca, maka dengan itu saya membuat karya tulis, karya tulis ini semoga membantu bagi pembcaca
BalasHapus